Mind Mapping untuk Belajar Kosakata dalam Bahasa Asing

Oleh Thia Juwita Fajarwati

 

Kosakata adalah hal yang menjadi dasar dari sebuah proses belajar bahasa, termasuk bahasa asing. Pembelajar bahasa asing dasar tidak jauh berbeda dengan balita yang sedang menjalani proses belajar berbicara. Satu per satu, akan banyak kata yang harus diingat agar kemudian bisa digunakan dalam percakapan nyata.

Mengingat kosakata baru nampaknya menjadi salah satu permasalahan yang dialami pembelajar bahasa asing termasuk pembelajar bahasa Jepang di SMA Negeri 1 Kota Malang. Hal tersebut juga didukung fakta bahwa siswa masa kini terlalu sering fokus pada smartphone mereka sehingga kemampuan memorinya pun menurun. Oleh sebab itu, penulis mencoba mencari cara yang dapat membantu siswa agar lebih mudah mengingat kosakata baru dari bahasa Jepang.

Setelah melakukan banyak kajian literasi dan juga wawancara dengan beberapa narasumber, akhirnya penulis memilih metode mind mapping untuk diujicobakan kepada siswa kelas XI Lintas Minat Bahasa Jepang  di SMA Negeri 1 Kota Malang. Hal ini didasari oleh teori bahwa menulis atau mencatat akan membantu meningkatkan kemampuan mengingat manusia.

Penulis mencoba menggunakan metode mind mapping saat pembelajaran dengan tetap mengetahui akan ada tantangan-tantangan tertentu yang sulit dihindari. Beberapa di antaranya adalah bagaimana mengombinasikan metode mind mapping ke dalam pembelajaran sehingga menjadi pembelajaran yang menyenangkan dan mencapai target. Adanya ketidakcocokan gaya belajar siswa dengan metode yang secara teori dirasa akan berhasil. Meskipun begitu, penulis tetap menyiapkan pembelajaran dan mengaplikasikannya.

Penulis membagi siswa menjadi beberapa kelompok dan membagikan gambar yang akan digunakan sebagai bahan mind mapping. Dari gambar tersebut, setiap kelompok diminta membuat mind mapping akan kata apapun yang terpikirkan ketika melihat gambar tersebut. Kata tersebut harus dituliskan dalam bahasa Jepang. Langkah berikutnya adalah menuliskan hasil mind mapping kelompok di papan tulis sehingga dapat dibahas bersama. Dengan semua kelompok menuliskan hasilnya di papan tulis, maka dapat diketahui juga kata yang paling umum atau paling banyak terpikirkan. Hal tersebut juga dirasa akan membantu siswa lebih mengingat kosakata yang dibahas di kelas.

Setelah pembelajaran dibagikan angket untuk mengetahui pendapat siswa mengenai metode yang digunakan dalam kelas. 90% siswa menyatakan pembelajaran menggunakan metode mind mapping dirasa menyegarkan dan menyenangkan. Pada pertemuan selanjutnya juga dilakukan review terhadap kosakata yang sudah dipelajari menggunakan metode mind mapping dan terbukti siswa bisa lebih mengingat daripada dilakukan cara hafalan biasa. Berdasarkan masukan dari siswa penerapan metode dalam kelompok perlu dipikirkan kembali terutama berhubungan dengan cara penentuan anggota kelompok karena terkadang terbentuk kelompok dnegan jumlah siswa aktif lebih sedikit daripada siswa yang kurang aktif.