Mendesain Strategi Dalam Mewujudkan Pemikiran KHD –

“Pendidikan Yang Berpihak Pada Murid”

Oleh : Ratnawati, S.Pd ( SMAN 1 Malang)

Ibadah Jum’at (khotmil Qur’an dan jum’at berkah)

Sungguh merupakan hal yang sangat membanggakan bagi saya bisa bergabung menjadi Calon Guru Penggerak(CGP) angkatan ke-7. Walaupun banyak tugas yang saya harus kerjakan dan penuhi dalam CGP disamping tugas utama saya sebagai guru.  Namun banyak sekali pengalaman  baru yang saya dapatkan.

Hal-hal baru tersebut diantaranya  tentang  filosofi kemerdekaan dan kemandirian belajar yang diusung KHD, siswa merupakan subyek pendidikan, mendesain pembelajaran  khas sesuai pemikiran KHD yang  dikenal dengan program belajar “ MERDEKA”,

Sebenarnya bukan merupakan hal yang baru bagi saya bahwa siswa itu pada dasarnya adalah subyek pendidikan.  Tetapi disaat saya menjadi bagian dari guru penggerak  semangat untuk menempatkan  tentang diksi peserta didik sebagai hal yang utama dalam proses pembelajaran semakin menggelora. Dan ketika memahami materi tentang pendidikan yang harus berlandaskan kodrat alam, kodrat zaman, dan kodrat anak, maka berawal dari sinilah kunci utama ketika guru disadarkan tentang tugasnya bukan semata  sebagai pendidik,  lebih dari itu harus menjadi motivator, dan fasilitator yang memberikan kebebasan dan kesempatan  seluas-luasnya kepada siswa guna  menjelajah potensi serta minat dan bakatnya. Tujuannya agar dapat  memberikan  kebermanfaatan pengembangan  bagi peningkatan kompetensi siswa  di kelak kemudian hari.

Begitu pula dengan filosofi  kemerdekaan, kebebasan dan kemandirian dalam pendidikan. Yang telah diprogramkan  melalui pendidikan guru penggerak, sungguh  menggerakkan  kemerdekaan  dan  kemandirian siswa agar tumbuh sesuai kodratnya sendiri, kodrat untuk mengeksplorasi segala kemajuan untuk  dimerdekakan seluas-luasnya. Oleh sebab itu berpegang pada  pemikiran KHD pendidikan ditekankan dan diarahkan untuk mendidik  anak yang  memiliki kemerdekaan batin, kemerdekaan pikiran, dan kemerdekaan  tenaganya. Sehingga dengan kemerdekaan dan kemandirian tersebut bisa mengarahkan  guru untuk  menuntut dan mendidik siswa mencari dan menemukan sendiri pengetahuan dan menggunakannya untuk meningkatkan kualitas hidup baik bagi dirinya sendiri maupun di masyarakat. Namun, kemerdekaan dan kemandirian  yang dibangun harus menghargai hak seseorang untuk mengendalikan diri sendiri dengan meletakkan  pada tertibnya persatuan dalam perikehidupan umum, agar tujuan damai dan tertib bisa tercapai.  Tak kalah penting kemerdekaan dan kemandirian untuk  menumbuhkan semangat “Kebangunan Nasional”  karena sistem pendidikan nasional Indonesia tidak menunjukkan sifat intelektualistis, individualistis, dan materialistis, melainkan memuat  cita kebudayaan dengan mengobarkan  jiwa nasionalisme dan kultural.

Desain Kerangka Pembelajaran Sesuai Pemikiran KHD

Sangat menarik disaat pemikiran  KHD  dikaitkan dengan Profil Pelajar Pancasila yang faktanya menjadi ruh dari pembelajaran. Disini penulis akan menyampaikan kerangka berfikir yang sudah dimplementasikan di sekolah. Walaupun  banyak kekurangan dan terus berproses, dan masih banyak model  yang harus dieskplorasi.

Yang penulis usung adalah salah satu pembiasaan yang dilakukan disetiap hari Jum’at pagi yaitu Khotmil Qur’an, yakni pembiasaan istiqosah-membaca ayat suci Al-Qu’ran dan siangnya dilanjutkan sholat Jum’at berjamaah dan Jum’at berkah, yakni sedekah yang dilakukan di hari Jum’at.  Walaupun sedekah bisa dilakukan kapanpun dan dimanapun, akan tetapi ada keistimewaan yang bisa didapatkan ketika bersedekah atau beribadah di hari Jum’at.  Sedangkan yang beragama  selain Islam melakukan ibadahnya masing-masing. Hal ini dilakukan  mengingat budaya sekolah dan lingkungan sekitar yang religius, banyak tempat ibadah dan pondok pesantren.  Selain itu juga sebagai bentuk dukungan atas visi sekolah yang mencantumkan terwujudnya peserta didik menciptakan “Generasi  unggul  dalam prestasi dan seni,  berakhlak , terampil, dan mandiri’’ menjadi salah satu alasan mengapa penulis  mengangkat pembiasaan tersebut. Sehingga Profil pelajar Pancasila yang ditampilkannya pun dari dimensi pertama, yakni beriman, bertakwa kepada Tuhan yang Maha Esa, dan berkahlak mulia.

Penulis sangat bersyukur dikarenakan memiliki  potensi dan sumber daya yang mendukung hal tersebut seperti  guru agama dan guru mapel lain yang berkompeten dan warga sekolah lainnya yang mayoritas beragama Islam, sekolah memiliki salah satu dari visi tersebut yakni mewujudkan peserta didik yang berakhlak mulia, sarana dan prasarana(masjid yang megah) yang menunjang, selain itu juga dukungan dari seluruh warga dan masyarakat dan peserta didik yang alhamdullilah memegang tinggi nilai-nilai religius

Selain itu , tujuan penting dan utama disusunnya desain di atas, yakni bahwa pelajar Pancasila merupakan perwujudan pelajar Indonesia sebagai pelajar sepanjang hayat yang memiliki kompetensi global dan berperilaku sesuai dengan nilai-nilai dari  Pancasila. Dan juga  Profil Pelajar Pancasila adalah profil lulusan yang bertujuan menunjukkan perilaku yang berkarakter dan kompetensi yang diharapkan diraih, juga untuk  menguatkan implementasi  nilai-nilai luhur Pancasila bagi peserta didik dan seluruh pemangku kepentingan.

Perlu kita pahami, bahwa Profil Pelajar Pancasila merupakan Visi dan Misi Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan yang dituangkan dalam Peraturan Menteri Pendidikan dan Kebudayaan Nomor 22 Tahun 2020 tentang Rencana Strategis Kementerian Pendidikan dan Kebudayaan Tahun 2020-2024.

Pada dimensi beriman, bertakwa kepada Tuhan Yang Maha Esa, dan berakhlak mulia diharapkan akan terwujud pelajar yang berakhlak dalam hubungannya dengan Tuhan Yang Maha Esa, memahami ajaran agama dan kepercayaannya serta menerapkan pemahaman tersebut dalam kehidupannya sehari-hari. Hal  ini sesuai dengan lima elemen kuncinya, yakni akhlak beragama, akhlak pribadi, akhlak kepada manusia, akhlak kepada alam, dan akhlak bernegara.

Sedangkan kompetensi Profil Pelajar Pancasila yang akan dicapai dalam desain pembelajarannya adalah menghormati dan menghargai kearifan lokal dalam konteks berakhlak kepada agama, melestarikan nilai-nilai luhur keagamaan, dan membiasakan diri untuk melatih senantiasa mengingat kepada Tuhan Yang Maha Esa. Sedangkan  indikator ketercapaiannya adalah  memiliki keyakinan yang kuat terhadap agama yang dianut, dan menghormati  orang yang mempunyai keyakinan berbeda, memiliki kesadaran untuk mendalami ajaran agama yang dianut, aktif dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran agamanya dengan melaksanakan perintah dan menjauhi larangan-Nya, bertanggung jawab terhadap peningkatan pengamalan ajaran agama kepada masing-masing  pemeluknya, aktif dalam melaksanakan ibadah sesuai ajaran agamanya dengan melaksanakan perintah, dan bertanggung jawab terhadap peningkatan pengamalan ajaran agama kepada masing-masing  pemeluknya serta dengan amalan sholeh akan memperluas pintu rizki,shafaat dihari akhir dan mempererat tali silaturahim.

Simpulan

Dibutuhkan komitmen yang tinggi untuk bersungguh-sungguh mengimplementasikan desain kerangka pembelajaran menurut pemikiran Kihajar Dewantara(KHD). Walaupun banyak  tantangan yang dihadapi. Namun dengan satu keyakinan  yang kuat  mulai dari diri, maka yakinlah bahwa semua akan berproses menjadi sesuatu yang sangat bermanfaat dan bernilai dikelak kemudian hari baik bagi diri sendiri maupun bagi umat manusia

Diolah dari berbagai sumber

Profil Penulis

Ratnawati adalah Guru Sejarah di SMAN 1 Malang. Penulis buku. Aktif menulis artikel diberbagai media cetak online maupun offline daerah dan nasional. Kontributor aktif  di Media http://tintaemas.co.id. Waka bidang kehumasan serta pengelola website sekolah.