Menelisik Fanatisme Suporter Laskar Smansa
September adalah bulan dimana musim ke-20, Developmental Basketball League (DBL) 2024 East Java di gelar, DBL adalah kompetisi liga bola basket pelajar SMP dan SMA terbesar di Indonesia. SMA Negeri 1 kota Malang ikut berpartisipasi dalam kompetisi tersebut. Dengan berbagai dinamikanya tim DBL SMA Negeri 1 kota Malang harus kandas, baik tim putra maupun putri. Hal ini mungkin perlu menjadi bahan evaluasi bersama.
Namun ada yang menarik dalam setiap kompetisi basket SMA negeri 1 kota Malang, yakni suporter. Yang lebih dikenal dengan “Laskar Smansa”, laskar sendiri menurut KBBI adalah kelompok serdadu; pasukan. Sedangkan Smansa adalah singkatan SMA negeri satu. Jika diartikan secara utuh kelompok suporter pendukung SMA Negeri 1 kota Malang yang disimbolkan dengan sepasang maskot macan.
Istilah suporter sendiri berasal dari kata Support dari bahasa Inggris yang berarti mendukung, sedangkan dalam bahasa Indonesia suporter merupakan pelaku dari pendukung permain yang bersorak-sorai dan bernyanyi untuk memberikan semangat kepada pemain yang sedang bermain agar mampu memaksimalkan permainan.
Hal positif yang dapat diambil dari suporter “Laskar Smansa” yaitu memiliki rasa kecintaan yang lebih dibandingkan penonton biasa yang hadir di arena. Suporter “Laskas Smansa” tidak hanya mendukung tim basket saja tetapi juga olah raga lainnya di sekolah, berbentuk menjadi komunitas suporter.
“Laskar Smansa” mempunyai sebuah harapan yaitu agar tim kebanggaannya memenangkan pertandingan, sehingga suporter rela mengeluarkan dukungan untuk tim kebanggaanya seperti memberikan dukungan berupa nyanyian pada saat tim kesayangan bertanding.
Rasa kebanggaan yang berlebihan tersebut membuat suporter, rela melakukan apa saja yang berhubungan dengan tim kesayangan. Rasa kebanggaan yang berlebihan itu yang disebut fanatisme.
Banyak penyebab lahirnya sebuah fanatisme, yang kerap dijumpai adalah fanatisme yang melanda dan terjadi dalam dunia olahraga, lebih-lebih sepak bola. Di SMA Negeri 1 kota Malang, peran “Laskar Smansa” sebagai sebuah barisan suporter seakan hadir untuk menjadi pengobat rasa pahit dan getirnya kehidupan yang keras yang ada di depan mata mereka. Euforia di lapangan bisa sejenak melupakan segala kepenatan pembelajaran di kelas dalam kesehariannya.
Meski demikian, sisi lain dari fanatisme adalah sebuah sikap yang bisa mendorong seseorang untuk melakukan hal yang baik. Makna dibalik suporter ‘Laskar Smansa” memberi kepercayaan, bahwa kita dapat mengerjakan segalanya, terutama di masa sulit, upaya mencapai kemenangan dapat memberikan keberanian untuk terus maju dan bertahan.
Kelompok suporter “Laskar Smansa” tersebut pun sangat kreatif menghasilkan produk-produk terkait laskar, mulai jersey, merchandise, kaos, stiker, dan atribut lainnya. Selain untuk kebutuhan kelompoknya, produk-produk terkait laskar itu menjadi lahan bisnis sendiri di kalangan laskar kreatif di SMA negeri 1 kota Malang, yang jeli melihat peluang pasar yaitu warga sekolah, orang tua maupun alumni. Tak heran jika masyarakat Malang dengan mudah mengenali siswa SMA negeri 1 kota Malang.
“Laskar Smansa” pun menjelma menjadi kultur positif bagi SMA negeri 1 kota Malang. Salah satu media edukasi kewirausahaan bagi siswa yang menawarkan karya kreatifnya. Dari pendapatan itu, laskar dapat membantu membiayai kebutuhan suporter untuk mendukung tim olah raga sekolah dari karya kreatif yang dikelolanya seperti belanja koreo3D,transport ke area pertandingan, dan biaya suporter yang lain.
Liat saja setiap tim kesayangan berlaga “Laskar Smansa” tak akan pernah melewatkan untuk mendukung. Hal itu menunjukkan bahwa “Laskar Smansa” benar-benar dicintai oleh warga sekolah. (humas_smansa)
#bumimitrekasatata
#smatugumalang
#cabdinmalangbatu
#laskarsmansa
#smanegeri1kotamalang