Laskar Misa 25 Genjot P5: Belajar Nyolet Pada Ahlinya

Menjelang pekan terakhir, semenjak dimulainya proyek pertama dari Proyek Penguatan Profil Pelajar Pancasila(P5) (pada pekan kedua bulan Agustus yang lalu, saat ini Laskar Misa 25 melakukan tahap (nyolet) mewarnai pada proses membatik   yaitu proses memberi warna pada bagian-bagian gambar motif yang terlihat sering seperti kembang.  Setelah sebelumnya melakukan serangkaian tahapan  nyungging( menggambar pola batik pada kertas),jiplak (memindahkan motif gambar pada kain), nglowong(menempelkan lilin malam di kain dengan media canting, ngiseni(memberikan isian motif pada kain sesuai dengan motif yang sudah digambarkan pada tahap pertama.

Laskar Misa  (Barisan Mitreka Satata) 25, yakni siswa yang kini duduk di bangku kelas X tahun pelajaran 2022-2023 yang sedang  melakukan  proyek pertama mereka. Kegiatan pelatihan mewarna  ini dilakukan di aula Tugu dengan mendatangkan seorang narasumber yakni Ibu Tutik, pengrajin batik tulis malangan dari Pakisaji pada hari Kamis, 23 September 2022.

Kegiatan pelatihan ini dilaksanakan 2(dua) sesi, sesi pertama dimulai pada pukul 07.00-8.30 diikuti sebanyak 5(lima) kelas, pada sesi kedua dilaksanakan pada pukul 08.45-10.15 diikuti sebanyak  5(lima) kelas. Proyek ini bertujuan mewujudkan kesempatan belajar peserta didik untuk membentuk diri sesuai Profil Pelajar Pancasila.

Tema Batik Malang Melanglang  ini diambil sebagai proyek pertama Laskar Misa  25. Salah satu dasar tema ini dipilih agar dapat membangun rasa ingin tahu dan kemampuan inkuiri melalui eksplorasi tentang budaya dan kearifan lokal masyarakat sekitar atau daerah tersebut, serta perkembangannya. Selain itu, memberikan kebebasan untuk melakukan kegiatan eksplorasi, observasi, penilaian dan interpretasi untuk memperoleh pengetahuan baru, keterampilan baru serta sikap sosial yang baik.

Pembelajaran proyek kali ini bertujuan meningkatkan daya inovasi, kreatifitas dan keterampilan peserta didik melalui pembuatan desain batik malangan, mampu mendesain motif batik malangan, menjelaskan filosofi motif batik malangan, mempresentasikan hasil kunjungan ke pengrajin batik malangan, memiliki kemampuan mengkomunikasikan secara persuasif tentang batik malangan, menumbuhkan kesadaran menggunakan produk batik malangan, menumbuhkan apresiasi dan motivasi untuk menggunakan batik malangan, membuat batik malangan.

Peserta didik dengan seksama memperhatikan demo yang dipraktekkan  oleh ibu Tutik selaku narasumber. Setelah pelatihan nyolet  selesai harapannya peserta didik dapat mengaplikasikannya pada proyeknya masing-masing dan memahami pembelajaran tentang macam-macam batik, pembelajaran membuat desain batik Malang, pembelajaran tentang proses membatik Bahkan tidak sampai disini, harapannya peserta didik dapat membagikan pengetahuannya akan kearifan lokal “Batik Malangan”  kepada warga sekolah, guru, dan perwakilan masyarakat agar batik malangan melanglang. Semangat Laskar Smansa, Semangat para pelajar pancasila.

Bravo Mitreka Satata!!!