Malang, 20 Januari 2025 – Sejumlah siswa dari kelas F5 Sosial Humaniora SMA Negeri 1 Malang melakukan kunjungan edukatif ke Tempat Pengolahan Sampah Reduce, Reuse, Recycle (TPS3R) Loka Bakti yang berlokasi di Jl. Raya Genengan No. 55B, Desa Genengan, Kecamatan Pakisaji, Kabupaten Malang. Kunjungan ini bertujuan untuk memahami sistem pengelolaan sampah secara mandiri dan melihat langsung bagaimana proses daur ulang yang dilakukan oleh komunitas ini.
Perjalanan Loka Bakti: Dari Pendampingan Hingga Kemandirian.
TPS3R Loka Bakti awalnya mendapat pendampingan dari Dinas Lingkungan Hidup (DLH) dalam pengelolaan sampah. Seiring waktu, berbagai bantuan dan fasilitas, seperti mesin Tossa dan Hagar, diberikan melalui program dari Kementerian Pekerjaan Umum dan Perumahan Rakyat (PUPR) pada tahun 2019. Sejak itu, melalui musyawarah desa hingga kecamatan, Loka Bakti berkembang menjadi lembaga mandiri yang tidak hanya menangani sampah, tetapi juga berkontribusi terhadap pemberdayaan masyarakat.
Salah satu keunggulan TPS3R Loka Bakti adalah sistem pengolahan sampah yang dilakukan dengan pemilahan secara detail. Plastik, tulang, dan sisa makanan dipisahkan untuk diolah menjadi pupuk atau pakan unggas. Sampah residu yang tidak bisa didaur ulang kemudian dikirim ke Unit Pelaksana Teknis (UPT) DLH setiap dua hari sekali.
“Kami memastikan bahwa sampah yang masuk ke TPS ini dipilah dengan sebaik mungkin hingga yang benar-benar tidak bisa dimanfaatkan baru kami buang,” ujar Sulton Efendhi, Sekretaris TPS3R Loka Bakti yang juga aktif dalam pengelolaan operasional serta pemantauan proses pemilahan sampah di tempat ini.
Pemberdayaan Masyarakat dan Tantangan yang Dihadapi
Selain berfokus pada pengelolaan sampah, TPS3R Loka Bakti juga membuka lapangan pekerjaan bagi masyarakat kurang mampu, penyandang disabilitas, dan mereka yang menjadi tulang punggung keluarga. Meski gaji yang diberikan belum besar, sistem finansial TPS ini telah diatur secara mandiri, termasuk perlindungan bagi pekerja melalui BPJS Kesehatan.
Namun, tidak dapat dipungkiri bahwa TPS3R Loka Bakti masih menghadapi berbagai tantangan. Salah satunya adalah kurangnya fasilitas pemilahan dan pengepresan sampah. Saat ini, pengelola berharap adanya mesin konveyor seperti yang ada di pabrik untuk mempermudah proses kerja.
“Kami membutuhkan alat yang lebih modern agar pengolahan sampah bisa lebih efektif. Selain itu, kami ingin memastikan bahwa produk hasil daur ulang dapat dikembangkan dengan baik,” ujar Sulton Efendhi.
Antusiasme Siswa dan Pentingnya Sosialisasi Digital
Selama kunjungan, para siswa SMA Negeri 1 Malang terlihat antusias mengikuti sesi edukasi tentang pengelolaan sampah. Mereka juga memberikan beberapa saran, termasuk pemanfaatan media sosial seperti Instagram dan TikTok untuk memperkenalkan produk hasil daur ulang.
“Anak muda jarang mengakses website, tapi kalau ada konten menarik di Instagram atau TikTok, pasti lebih banyak yang tahu tentang TPS ini,” ujar salah satu siswa.
Saat ini, TPS3R Loka Bakti memang lebih fokus pada website sebagai sarana publikasi, yang bahkan telah mendapat dukungan dari Pemerintah Kabupaten Malang. Namun, ke depan, pengelola berencana untuk lebih aktif di media sosial guna memperluas jangkauan edukasi dan pemasaran produk daur ulang.
Harapan ke depannya kunjungan ini tidak hanya menjadi pengalaman berharga bagi siswa SMA Negeri 1 Malang, tetapi juga memberi wawasan baru bagi pengelola TPS3R Loka Bakti dalam mengembangkan programnya. Ke depannya, TPS ini berharap bisa mendapatkan dukungan lebih lanjut, baik dari pemerintah maupun mitra lainnya, dalam bentuk alat pemrosesan sampah yang lebih modern serta strategi pemasaran yang lebih luas.
Dengan adanya sinergi antara masyarakat, pemerintah, dan generasi muda, TPS3R Loka Bakti dapat terus berkembang sebagai pelopor pengelolaan sampah yang berkelanjutan di Malang.
Berita ini disusun oleh tim redaksi untuk memberikan informasi lebih tentang pentingnya pengelolaan sampah secara mandiri dan upaya-upaya yang dilakukan oleh TPS3R Loka Bakti. Kami berharap dengan semakin banyaknya kesadaran dan kolaborasi antara masyarakat dan pemerintah, keberlanjutan pengolahan sampah dapat tercapai untuk menciptakan lingkungan yang lebih bersih dan sehat.
Dokumentasi