Aqilah : Ich Will Zurück Nach Westerland

Oleh Aqilah kelas XII -1

Minggu, 23 Juni 2024, hari di mana aku dan tujuh teman lainnya dari Indonesia, akhirnya akan berangkat dan menginjakkan kaki di Jerman. Berbekal pengetahuan bahasa Jerman yang sudah dipelajari selama mengikuti kelas intensif di sekolah, tiba waktunya untuk melanjutkan belajar bahasa Jerman di negara asalnya. Senang rasanya ketika sudah menginjakkan kaki di Hamburg; bayangan akan pengalaman baru terasa semakin dekat.

Setelah dua jam naik bus dari bandara Hamburg menuju Sankt Peter Ording, tempat Sommerjugendkurs 2024 diadakan, tibalah kami, tim Indonesia, bersama dengan beberapa tim dari negara lain: Thailand, India, dan Australia, di penginapan yang akan menjadi tempat kami menginap, belajar, bermain, dan membuat kenangan baru selama di Jerman. Di Sankt Peter Ording kami bertemu lebih banyak lagi teman-teman dari 13 negara yang berbeda, menjadi sebuah tantangan untuk menghadapi perbedaan sikap dan kultur yang ada.

Aqilah bersama temannya dari berbagai negara di dunia

Banyak pengalaman dan kesan baru yang terlintas ketika berada di Jerman, jauh dari keluarga dan teman-teman, di tempat yang segalanya asing. Saat pertama kali berada di negara asing ini, banyak penyesuaian yang harus dihadapi. Mulai dari hal-hal kecil seperti beradaptasi dengan makanan lokal yang rasanya jauh berbeda dengan makanan Indonesia, serta cuaca di Jerman yang tidak terduga setiap harinya. Meskipun demikian, hal-hal baru tersebut tidak menghentikanku dalam menikmati banyak keseruan selama mengikuti program Sommerjugendkurs 2024 di Sankt Peter Ording ini. Ada banyak sekali kegiatan yang bisa kami lakukan di sana. Tentunya, tujuan utama kami pergi jauh ke Jerman adalah untuk meningkatkan kemampuan bahasa Jerman dengan mengikuti kursus bahasa(Sprachkurs).

Masuk di kelas A2 membantuku dalam belajar lebih banyak mengenai bahasa Jerman, serta kesempatan untuk menguji kemampuan bahasa Jerman-ku melalui ujian yang diadakan pada akhir minggu kedua.

Aqilah: nomer 3dari kiri

Selama kegiatan pembelajaran dan persiapan ujian bahasa Jerman, tentu kami perlu mengikuti kelas dari hari Senin hingga Jumat. Kelas di Jerman tentu berbeda dengan di Indonesia. Kami mulai belajar pada pukul 9 pagi dan mengikuti kelas selama 90 menit sebelum mendapat waktu istirahat selama 30 menit. Kami kemudian kembali mengikuti kelas lainnya dan akan selesai pada pukul 15.30 sore setelah terjeda makan siang selama 1 jam 30 menit. Kegiatan pembelajaran tentunya tidak membosankan; kami belajar tidak hanya dari buku, tetapi juga menggunakan media lain seperti Memory-Spiel, kuis, serta mengerjakan proyek baik bersama teman satu negara maupun teman dari negara lain. Kami juga belajar langsung dengan datang ke salah satu pasar untuk melakukan wawancara singkat dengan orang-orang Jerman yang ada di sana.

Setelah aktivitas pembelajaran usai, kami diberi banyak pilihan untuk melakukan Freizeitaktivitäten (aktivitas waktu luang), mulai dari olahraga dan fisik hingga kegiatan kreatif dan kerajinan. Beberapa kegiatan fisik yang paling sering dimainkan adalah bola voli, bulu tangkis, bola basket, jogging, bersepeda, dodgeball, acro yoga, dan sepak bola.

Sementara, aktivitas favoritku adalah menghabiskan waktu untuk bersantai sekaligus menyalurkan kreativitas dengan mengikuti kegiatan seperti memasak wafel, membuat perhiasan, bermain kartu, melukis mandala, juggling, makrame, dan sebagainya.

Selain mengikuti aktivitas pilihan, kami juga diberikan kesempatan untuk pergi ke kota dengan berjalan kaki selama ±15 menit atau menaiki bus umum. Kota Sankt Peter Ording merupakan kota yang tergolong kecil; suasananya sungguh asri dan tidak banyak mobil yang berlalu-lalang, ditemani bangunan-bangunan yang indah menawan. Selama di kota, aku dan teman-teman lainnya sangat sering pergi ke toko atau supermarket untuk membeli oleh-oleh atau sekadar belanja untuk kebutuhan kami sendiri.

Sommerjugendkurs 2024 yang kami ikuti di Sankt Peter Ording ini dihadiri oleh 75 siswa dari 13 negara. Dengan kehadiran banyak teman dari berbagai belahan dunia, tentu terasa kurang jika tidak saling mengenal budaya satu sama lain. Untuk itulah kami mengikuti berbagai kegiatan budaya, salah satunya Länderabend atau malam kebudayaan, di mana setiap peserta dari berbagai negara dapat menampilkan sesuatu yang khas dari negaranya, baik itu tarian, nyanyian, drama, atau sekadar presentasi kultur. Selain acara kebudayaan, terdapat pesta-pesta yang diselenggarakan di mana kami dapat bersenang-senang bersama, menari, mengobrol, atau makan dan minum bersama. Kami dari Tim Indonesia juga berkesempatan untuk menampilkan enam lagu Indonesia serta membagikan koleksi dompet batik yang ternyata banyak digunakan oleh teman-teman negara lain setelahnya.

Keseruan lainnya adalah kunjungan ke kota-kota di daerah sekitar Sankt Peter Ording pada akhir pekan. Kami mengunjungi tiga kota lain selama di Jerman, di mulai dari Hamburg, Tönning, serta Kiel. Di kota-kota tersebut, kami mendapat pengalaman baru yang tentunya seru dan menyenangkan. Pada hari Sabtu di minggu pertama, kami melakukan kunjungan ke museum-museum di Hamburg yang tentunya sangat menarik. Di akhir minggu kedua, kami berbelanja dan menikmati berbagai kuliner lokal lezat di Tönning. Pada minggu terakhir, kami melakukan kunjungan ke salah satu universitas yang berlokasi di Kiel, yakni CAU (Christian-Albrechts-Universität). Kami ditemani oleh seorang mahasiswa yang berperan sebagai pemandu selama kegiatan ini. Sambil menemani kami, ia juga menjelaskan berbagai hal menarik mengenai fasilitas dan aktivitas para mahasiswa. Kami juga diberi waktu bebas selama ± 3 jam untuk mengeksplorasi kota-kota tersebut bersama teman-teman lainnya.

Tak terasa, tiga pekan sudah berlalu. Kami harus kembali mengemas barang-barang bawaan kami. Pada malam terakhir, para pendamping mengizinkan kami untuk tidak tidur di hari itu. Para peserta mengikuti rangkaian kegiatan Abschiedsabend atau malam perpisahan semalaman. Berat rasanya meninggalkan kota Sankt Peter Ording, juga para peserta lainnya, dan para pendamping. Namun, kami juga sudah merindukan rumah, keluarga, dan

teman-teman kami di Indonesia. Sommerjugendkurs ini akan menjadi pengalaman yang tak akan pernah terlupakan seumur hidup. Aku sendiri ingin mengucapkan terima kasih kepada Frau Indri, Frau Retno, dan pihak sekolah yang telah banyak membantu, mendukung, dan mendoakan kegiatan ini. Tak lupa kepada pihak Goethe-Institut melalui PASCH-Schulen: Partner der Zukunft yang telah memberikan kesempatan dan beasiswa untuk kegiatan yang sangat berharga ini. Kalimat terakhir yang ingin aku ucapkan pada cerita ini adalah “Auf Wiedersehen, Sankt Peter Ording!” (humas_smansa)

#smanegeri1kotamalang

#smatugu

#laskarsmansa

#bumimitrekasatata

#ikamisa