Ceritaku Bersama Schülercamp 2024

oleh : Scholastika Annabel Louisa dan Nadia

Bersama Kepala SMA Negeri 1 Kota Malang, Dr. Basuki Agus priyana Putra, M.Pd

Schülercamp merupakan kegiatan yang diadakan Goethe-Institut bagi siswa-siswi terpilih dari sekolah PASCH. Tahun ini mulai diadakan kembali setelah tahun-tahun sebelumnya tidak terlaksana karena pandemi, Schülercamp tahun ini diadakan di Jogja. Kami (Nadia Faizah Niriani XII.1 dan Scholastika Annabel Louisa XII.5) mengikuti kegiatan ini tgl 29 Juli – 2 Agustus, kami berangkat ke Jogja pada hari Minggu, 28 Juli 2024 pukul 08.00 dengan kereta. Kami berangkat dengan 6 siswa, 2 siswi dari SMAN 1 Malang, 2 siswi dari SMAN 5 Malang, dan 2 siswi dari SMAK Frateran Maumere yang didampingi oleh Frau Ani dari SMAN 5 Malang.

(Kegiatan Schülercamp di Monumen Antroposen pada hari pertama)

Pukul 18.30 di hari minggu kami dikumpulkan di pool Hotel Ibis, Adisucipto (tempat kami tinggali ketika kegiatan Schülercamp), kami di briefing mengenai kegiatan selama Schülercamp, tata tertib, peraturan, dan pembagian merchandise. Keesokan harinya kami mendapat kelas Bahasa Jerman di SMA Kolese De Britto dekat hotel tempat kami tinggal, dengan pembagian kelas yang sudah dibagi di hari sebelumnya, kami mengawali kegiatan dengan pembelajaran terlebih dahulu. Kelas yang dibagi mendapatkan tema yang berbeda (Umwelt, Antroposen, Konsum).

(Kegiatan Schülercamp 2024 di Museum Antroposen bersama Bule Sampah (di tengah), Louisa (paling kiri), Nadia (kedua dari kiri)

Setelah selesai kelas, kami melanjutkan perjalanan ke Monumen Antroposen, Kab. Bantul untuk mendapatkan materi ekonomi sirkular yang dihasilkan dari pengolahan limbah plastik, contohnya membuat batako dari limbah plastik, serta sejarah Kerajaan Mataram mengenai bahan material serta teknik untuk membangun bangunan pada masa itu. Materi kami dapatkan dari pencetus Museum Antroposen yaitu Franziska Fennert, lurah Kab. Bantul, serta beberapa narasumber lainnya. Di hari kedua setelah kelas Bahasa Jerman kami melanjutkan perjalanan ke Makam Ratu Malang, Museum Pleret, Masjid Pleret peninggalan kerajaan Mataram Islam, dan situs sejarah budaya lainnya. Di hari ketiga, kami melanjutkan perjalanan ke Monumen Antroposen lagi untuk belajar mengenai sampah bersama Franziska Fennert, serta bule sampah (nama asli: Benedict Wermter) setelah melakukan pembelajaran bahasa Jerman di pagi harinya. Kami juga mencari berbagai jenis macam sampah di TPA Kabupaten Bantul yang kemudian kami analisis bahan, dampak sampah tersebut terhadap lingkungan, dan cara pengolahan nya.

(Kegiatan Schülercamp di Pantai Parangkusumo bersama Franziska Fennert)

Di hari keempat pada tgl 1 Agustus merupakan hari terakhir kegiatan Schülercamp. Kami berangkat jam 05.30 dari hotel untuk pergi ke Pantai Parangkusumo. Setibanya di pantai kami sarapan bersama-sama, kemudian membagi 5 kelompok dan belajar cara mengolah minyak jelantah menjadi sabun. Setelah kami membuat sabun dari minyak, kami melanjutkan kegiatan dengan membersihkan pantai dengan memungut sampah bersama-sama di pantai tersebut. Kegiatan tersebut juga diikuti oleh Duta Besar Jerman serta pimpinan Goethe-Institut Jakarta. Setelah itu kami makan siang, dan mendapat materi mengenai iklim, pemanasan global yang penyebab utamanya adalah sampah.

Setelah seharian berkegiatan di pantai, kami segera pulang dan bersih diri untuk menghadiri makan malam bersama 29 kepala sekolah dari sekolah PASCH, pimpinan Goethe-Institut, serta Duta Besar Jerman di restoran sekar kedhaton. Makan malam dimulai dengan penampilan orchestra dari SMAN 3 Yogyakarta, penampilan tari topeng Kelana dari siswa SMA Kolese De Britto, dan presentasi mengenai komitmen dari peserta Schülercamp selaku Sampassador. Setelah makan malam dan pembagian sertifikat, kami pulang menuju hotel dan berkumpul di pool hotel untuk menikmati malam terakhir bersama seluruh peserta Schülercamp.

(Bersama Pimpinan Goethe-Institut Jakarta – Constanze Michel (mengenakan baju merah) dan Kepala Goethe-Institut Bidang Bahasa – Ulrike Drißner (mengenakan baju putih, kedua dari kiri)

Kami merasa pengalaman ini sangat berharga karena kami bertemu banyak orang dari berbagai daerah, mendapatkan teman baru, pembelajaran baru, serta melakukan kegiatan menyenangkan dan edukatif. Terima kasih kepada Frau Indri, Frau Retno, dan pihak sekolah yang telah banyak membantu, mendukung, dan mendoakan kami dalam melaksanakan kegiatan ini. Tak lupa kepada pihak Goethe-Institut melalui PASCH-Schulen: Partner der Zukunft yang telah memberikan kesempatan bagi kami dengan kegiatan Schülercamp dan. Kalimat terakhir yang ingin kami ucapkan pada cerita ini adalah “Auf Wiedersehen, Schülercamp 2024!” Untuk dapat berkesempatan mengikuti kegiatan-kegiatan seru seperti Schülercamp mari bergabung  dalam ekskul Bahasa Jerman “Alles Gute”! (humas_smansa)

(Kegiatan Schülercamp di Pantai Parangkusumo bersama Kepala Goethe-Institut Bagian Bahasa – Ulrike Drißner, Duta Besar Jerman – Frau Ina Ruth Luise Lepel, Pimpinan Goethe-Institut Jakarta – Constanze Michel, Franziska Fennert, dan Benedict Wermter)

#ekskulbahasajerman “Alles Gute”!

#sman1kotamalang

#smatugu

#ikamisa

#calonpemimpinmasadepan

#laskarsmansa