Rina Sapih Abhiceka Cisya, Mitreka Satata: Penanda Capaian

Lulusan di SMA Negeri 1 kota Malang

Rencana tanggal 22 Mei 2024 bertempat di Ijen Suites Resort & Convention Malang, akan dilaksanakan upacara sakral pelepasan siswa kelas XII tahun pelajaran 2023/2024. Upacara sakral tersebut dikenal dengan istilah “Rina Sapih Abhiceka Cisya” yang dilaksanakan secara   khidmat dengan menghadirkan orang tua mereka.

Rina Sapih Abhiceka Cisya adalah 4 kata yang diambil dari bahasa Sansekerta. Rina: siang, Sapih: pisah Abhiceka: wisuda/penobatan, Cisya: siswa. Jika diartikan secara keseluruhan adalah dikecerahan sinar sedang dilaksanakan upacara perpisahan/pelepasan siswa untuk dinobatkan menjadi lulusan/alumni (Ikatan Mitreka Satata/IKAMISA) yang akan berkehendak mencapai cita-cita yang sebenarnya ditengah-tengah masyarakat.

Istilah Mitreka Satata sendiri berasal dari bahasa Sansekerta yang dimuat dalam kitab Negara Kertagama pupuh 15 karya Mpu Prapanca yang artinya Mitreka:  mitra sedangkan Satata: setara/ sejajar. Mitreka Satata merupakan politik luar negerinya Gajah Mada dalam membentengi Nusantara yakni menjalin kerja sama dengan negara-negara tetangga dan menempuh jalan diplomasi dalam menjalin persekutuan dengan Majapahit negara-negara tetangga terikat dalam suatu persahabatan kekal atau Mitreka Satata.

Diadaptasi dari Mitreka Satata itulah harapannya alumni SMA Negeri 1 kota Malang tetap bermitra dalam memajukan sekolah dan menjalin silaturahmi yang kekal dengan sesama alumni tanpa melihat perbedaan.

Abhiseka sendiri diadaptasi dari masa Hindhu-Budha yakni upacara yang dilambangkan dengan memercikkan air suci ke atas kepala raja yang akan dilantik. Setelah dinobatkan menjadi raja, maka raja yang baru naik takhta itu diberikan nama baru atau gelar resmi yang menggambarkan keagungan dan kekuasaan raja itu. Misalnya Raden Wijaya, raja pertama Majapahit memiliki nama abhiseka Kertarajasa Jayawardhana segera setelah dinobatkan sebagai raja pada 10 November 1293. Bahkan pada jaman Mataram Kuno pada tahun 856 M upacara Abhiseka juga dilakukan untuk meresmikan candi Hindu-Prambanan oleh Rakai Pikatan, raja ke-enam Mataram Kuno yang berkuasa antara 840-856 M.

Ratna guru sejarah SMA Negeri 1 kota Malang menyampaikan “Abhiseka adalah salah satu bentuk wujud upacara sakral melepas siswa kelas XII untuk dinobatkan menjadi lulusan yang memiliki pribadi sesuai dengan tuntutan standar Nasional pendidikan dan standar kelulusan yang diharapkan, senantiasa menjaga nama almamater dan keluhuran budi pekerti di masa sekarang dan yang akan datang”.

Siswa yang diwisuda harus memenuhi standar kompetensi lulusan, SKL sendiri merupakan kriteria minimal tentang kesatuan sikap, keterampilan, dan pengetahuan yang menunjukkan capaian kemampuan peserta didik dari hasil pembelajarannya pada akhir jenjang pendidikan.

Dalam Permendikbudristek nomor 5 tahun 2022 tentang Standar kompetensi Lulusan pasal 9 SKL satuan pendidikan menengah umum bertujuan untuk meningkatkan kecerdasan, pengetahuan, kepribadian, ahklak mulia, serta keterampilan untuk hidup mandiri dan mengikuti pendidikan lebih lanjut.

“Kegiatan Abhiseka ini sendiri digelar setiap kelulusan, selain penanda capaian standar kelulusan di SMA Negeri 1 kota Malang juga sebagai tonggak kolaborasi untuk kelestarian budaya Hindu-Budha Nusantara karena selain memuliakan, menjaga dan meningkatkan vibrasi spiritual kegiatan ini juga ikut melestarikan tradisi ajaran Hindu-Budha sesuai dengan adat istiadat setempat”,ungkap Ratna.

Di akhir upacara Abhiseka pelantikan, pengangkatan, atau penobatan secara resmi menjadi alumni mereka mengikrarkan janji alumni dengan mengucap sumpah setia kepada almamater tercinta. Mitreka Satata!

Dimuat di Kansnews.com