Bedah Buku “Merajut Asa” dan “Salah”: Menyulam Inspirasi di HUT Ke-75 SMAN 1 Malang
Malang, 15 April 2025 – Dalam rangkaian perayaan HUT ke-75 (Platinum) SMA Negeri 1 Malang, Tim Literasi SMA Negeri 1 Malang menggelar acara bedah buku yang penuh makna. Dua karya istimewa dibedah dalam acara ini: “Merajut Asa”, antologi karya alumni IKAMISA ’88, Bapak Prima Harrison S.S., M.Krim, dan “Salah”, buku inspiratif karya Kepala SMAN 1 Malang, Bapak Dr. Basuki Agus Priyana Putra, M.Pd. Acara ini tidak hanya menjadi ruang diskusi sastra, tetapi juga ajang reuni virtual bagi keluarga besar IKAMISA (Ikatan Alumni Smansa) dari berbagai belahan dunia.
“Merajut Asa” hadir sebagai kumpulan tulisan yang menggambarkan perjalanan hidup penuh liku, ketegaran, dan harapan. Prima Harrison, yang berprofesi sebagai ahli kriminologi, membagikan refleksi personalnya tentang kegagalan, pembelajaran, dan tekad untuk terus bangkit. “Buku ini adalah potret perjalanan saya sebagai seorang manusia biasa yang mencoba menemukan makna di balik setiap tantangan,” ujarnya.
Sementara itu, “Salah” karya Dr. Basuki Agus Priyana Putra mengajak pembaca merenungkan arti kesalahan sebagai bagian tak terpisahkan dari pertumbuhan. Sebagai seorang pendidik, beliau menekankan bahwa “salah” bukan akhir, melainkan awal dari proses menjadi lebih baik. “Kesalahan adalah guru terbaik, asalkan kita mau jujur dan rendah hati untuk belajar darinya,” tuturnya.
Acara ini tidak hanya dihadiri secara offline oleh siswa Smansa Malang dan perwakilan sekolah mitra, tetapi juga disiarkan secara langsung melalui YouTube Smansa, menjangkau banyak penonton. Salah satu momen paling mengharukan adalah ketika Eko Heru Prasetyo (IKAMISA 2007), Assistant Professor di Department of Industrial Engineering and Economics, Tokyo Institute of Technology, bergabung secara virtual dari Jepang.
Dalam sambutannya, Eko membagikan pengalamannya sebagai diaspora Indonesia di negeri sakura. “Membaca Merajut Asa mengingatkan saya pada semangat pantang menyerah yang diajarkan di Smansa Malang dulu. Di mana pun kita berada, nilai-nilai itu tetap relevan,” katanya. Kehadirannya menjadi bukti bahwa ikatan alumni Smansa tak lekang oleh waktu dan jarak.
Acara ini juga menjadi bagian dari program Diaspora Mitreka Satata, yang bertujuan menyatukan kisah dan kontribusi alumni Smansa di berbagai negara. Beberapa peserta virtual dari belahan dunia turut memberikan tanggapan dan pertanyaan, menciptakan diskusi yang dinamis.
“Kami ingin menunjukkan bahwa Smansa bukan hanya sekolah, melainkan keluarga besar yang terus memberi dampak positif bagi dunia,” ujar ketua panitia acara.
Bedah buku ini bukan sekadar acara sastra, melainkan perayaan warisan intelektual dan emosional yang diwariskan oleh para alumni dan pendidik Smansa. Di usia ke-75, SMA Negeri 1 Malang terus membuktikan dedikasinya dalam melahirkan generasi yang tak hanya cerdas secara akademik, tetapi juga kaya akan nilai kemanusiaan(humas_smansa)
#smansamalang
#hutplatinumsmansake75
#diasporamitrekasatata